Pages

Selasa, 08 November 2016

Tugas 4 Ekonomi Teknik

Penjelasan dan Contoh Kasus
NPV  (NET PRESENT VALUE) 
&
 IRR (INTERNAL RATE OF RETURN)

NPV dan IRR sudah terkenal sebagai dua metode untuk menilai usul investasi. Yang sedikit belum terkenal keduanya sama-sama termasuk kelompok discounted cash flow penganut nilai waktu dan proceeds selama total usia proyek. Berdasarkan kesamaan demikian, NPV-IRR akan memberikan keputusan yang sama dalam menilai usul investasi. Andaikan berbasis NPV usul investasi layak diterima maka demikian pula IRR, IRR akan memberikan keputusan yang sama. Tetapi sebenarnya telah terbukti terkandung sebuah pengecualian. Pengecualian yang dimaksudkan tidak lain jika berkaitan dengan menilai salah satu dari dua atau lebih usul investasi bersifat mutually exclusive. Untuk kondisi seperti begitu NPV, IRR dapat bertolak belakang memberikan jawaban secara khusus sering terjadi pada susunan peringkat usul investasi. Hal tersebut, dikarenakan perbedaan asumsi yang melekat terkait tingkat reinvestasi dana bebas. IRR berasumsi dana bebas diinvestasikan kembali dengan tingkat rate of returnnya selama periode sisa usia. Sebaliknya NPV berpegang konsisten besarnya tingkat reinvestasi adalah tetap sebesar tingkat diskonto yang ditetapkan sebelumnya. NPV pada umumnya dipandang unggul ketimbang IRR. Mengapa demikian? NPV konsisten, NPV mempertimbangkan perbedaan skala investasi dari pernyataan secara absolut dalam rupiah tidak seperti IRR yang memiliki pernyataan berbentuk persentase sehingga skala investasi terabaikan.
Perbedaan metode NPV dan IRR
1. Fokus NPV adalah berapa tambahan nilai proyek pada nilai perusahaan dengan asumsi semua arus kas dapat direalisir. Fokus IRR memberikan indikasi tingkat hasil pengembalian proyek jika sesuai dengan yang diharapkan.
2. Jika kedua metode digunakan untuk menilai satu proyek maka kedua metode ini selalu memberikan kesimpulan yang sama karena NPV positif dari suatu proyek akan memberikan IRR yang lebih besar dari biaya modal.
3. Jika proyek yang dinilai bersifat eksklusif (mutually exclusive) kedua metode NPV dan IRR dapat menghasilkan penilaian (kesimpulan) yang berbeda. Konflik antara kedua metode NPV dan IRR terjadi karena profil NPV dari proyek berbeda, misalnya biaya investasi berbeda dan umum proyek lebih panjang dari yang lain.
Metode NPV lebih baik secara teoritis jika dibandingkan dengan metode IRR, tetapi Metode NPV lebih baik secara toeritis jika dibandingkan dengan metode IRR jika dalam kenyataan lebih banyak perusahaan menggunakan metode IRR dibandingkan dengan metode NPV. Hal ini disebabkan bahwa metode IRR dikembangkan lebih dahulu dari metode NPV dan metode IRR sudah lama digunakan.

Contoh Kasus Net Present Value (NPV)
Manajer keuangan PT. Pindad Sejahtera sedang melakukan analisa pada tiga usulan proyek/investasi yang bersifat mutually exclusive. Kebutuhan dana untuk investasi tersebut diperkirakan sebesar Rp.12.000,- dari masing – masing investasi, dan biaya modal (cost of capital) yang ditetapkan adalah 2%. Tentukan proyek atau investasi yang paling feasible dari data proyek (dalam rupiah) sebagai berikut :
a. NPV A = [10.000 / (1+2%)1]  + [21.000 / (1+2%)2] - 12.000 
= 9.803,9 + 20.184,5 – 12.00
= 17.988,4
b. NPV B = [15.000 / (1+2%)1] + [22.500 (1+2%)2]  - 12.000
= 14.705,9 + 21.626,3 – 12.000
= 24.332,2


c. NPV C = [12.000 / (1+2%)1] + [19.500(1+2%)2] - 12.000
= 11.764,7 + 18.742,8 – 12.000
= 18.507,2
Maka proyek yang paling layak (feasible) untuk dikerjakan adalah proyek B. Dengan alasan NPV yang diperoleh jauh lebih besar keuntungan akhirnya dibandingkan dengan proyek A dan C.

Contoh Kasus IRR (INTERNAL RATE OF RETURN)
Contoh Perhitungan IRR Dengan Metode Interpolasi
Sebuah perusahaan dengan rate of return yang dikehendaki sebesar 10%, mempertimbangkan 3 proposal investasi. Manajemen merancang perhitungan internal rate of return (IRR) untuk tiap projek kemudian menentukan projek mana yang dapat diterima. Diberikan informasi sebagaimana pada tabel di bawah ini:



- Perhitungan IRR Untuk Project A
Karena projek A adalah suatu anuitas, kita dapat dengan mudah menghitung IRR-nya dengan menemukan nilai dari PVIFAi,4 tahun yang diperlukan untuk menyamakan nilai sekarang (present value/PV) dari arus kas bebas masa depan (future cash flow) terhadap pengeluaran awal (initial outlay). Perhitungannya dilakukan sebagai berikut:


Kita mencari PVIFA(i,4) tahun untuk nilai 2.974, pada baris tahun ke-4 pada tabel PVIFA (lampiran I), sehingga ditemukan pada kolom dengan nilai i = 13%. Artinya, nilai 13% merupakan nilai IRR untuk projek A. Karena 13% lebih besar dari rate of return yang dikehendaki oleh perusahaan yaitu 10%, maka projek A dapat diterima.

- Perhitungan IRR Untuk Project B
Projek B terdiri atas sebuah future free cash flow yaitu $13,605, karena initial outlay sebesar $10,000, artinya nilai IRR dapat dihitung langsung dari tabel present value, sebagai berikut:


Selanjutnya kita melihar PVIF(i,4) tahun untuk nilai .735, pada baris tahun ke-4 pada tabel PVIF (lampiran II), sehingga ditemukan pada kolom dengan nilai i = 8%. Kemudian kita simpulkan bahwa IRR untuk projek B sebesar 8%. Karena 8% kurang dari rate of return yang dikehendaki oleh perusahaan yaitu 10%, maka projek B dapat ditolak.

- Perhitungan IRR Untuk Project C
Sifat yang tidak rata dari arus kas bebas masa depan dapat dikaitkan dengan kasus pada Projek C, yang mengharuskan penggunaan metode trial-and-error. Persamaan IRR untuk projek C sebagai berikut:



Perhitungan IRR untuk projek C sebagai berikut:




Nilai aktual dapat lebih tepat didekati melalui interpolasi sebagai berikut:




Dari perhitungan di atas diperoleh nilai IRR untuk projek C adalah 19%. Karena 19% lebih besar dari rate of return yang dikehendaki oleh perusahaan yaitu 10%, maka projek A dapat diterima.

Referensi:






Tugas 3 Ekonomi Teknik

Nama: Aditya Ramadhan
Kelas : 3IB05

Nilai Ekivalensi

Pengertian Ekivalensi
Nilai uang yang berbeda pada waktu yang berbeda akan tetapi secara finansial mempunyai nilai yang sama. Kesamaan nilai finansial tersebut dapat ditunjukkan jika nilai uang dikonversikan (dihitung) pada satu waktu yang sama.
Konsep Ekivalensi
Dalam suatu kasus untuk mencari suatu alternatif, alternatif tersebut sedapat mungkin diperbandingkan dalam kondisi
- Memberikan hasil yang sama, atau
- Mengarah pada tujuan yang sama, atau
- Menunjukan fungsi yang sama
Penyamaan tersebut sulit untuk dimungkinkan dalam studi ekonomi, maka dibuat dasar ekuivalensi berdasarkan:
- Tingkat suku bunga
- Jumlah uang yang terlibat
- Waktu penerimaan/pengeluaran uang
- Cara pembayaran kembali modal yang diinvestasikan dalam penutupan modal awal.
Dengan kata lain, dalam dua diagram cashflow disebut ekuivalen pada suatu tingkat bunga tertentu, jika dan hanya jika, keduanya mempunyai nilai (worth) yang sama pada tingkat bunga tersebut.
- Nilai harus dihitung untuk periode waktu yang sama (paling banyak digunakan adalah waktu sekarang (Present Worth), tetapi setiap titik pada rentang waktu yang ada dapat digunakan)
- Ekuivalensi tergantung pada tingkat bunga yang diberikan (cashflow tidak akan ekuivalen pada tingkay bunga yang berbeda)
Ekuivalensi cashflow tidak harus berarti bahwa pemilihan cashflow tidak penting. Pasti ada alasan mengapa suatu cashflow lebih dipilih dari yang lainnya.
Dalam proses ekivalensi nilai ini digunakan MARR (minimum attractive rate of return) sebagai sukubunga analisa. Besarnya MARR ini tergantung dari: laju inflasi, sukubunga bank, peluangdan resiko usaha.
Pada nilai ekuivalensi istilah-istilah yang digunakan adalah:
Pv  = Present Value (Nilai Sekarang)     
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)  
An = Anuity
I  = Bunga (i = interest / suku bunga)
n  = Tahun ke-
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
SI  = Simple interest dalam rupiah

A. Present Value (Nilai Sekarang)
            Nilai Sekarang (present value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang/satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Metode perhitungan PV dapat dirumuskan seperti dibawah ini
PV = FV / [1+i]^n         
dimana:
FV = Nilai yang akan datang;
i = suku bunga;
n= jumlah tahun.
Contoh Soal:
Seorang pengusaha muda menabung uangnya untuk biaya apabila nanti perusahannya membutuhkan dana untuk penambahan suatu kebutuhan untuk perusahaanya. Dengan memperhatikan suku bunga 12% berapa jumlah uang harus ditabung agar dalam waktu 3 tahun seorang pengusaha muda tersebut mendapatkan uang sebesar Rp.80.000.000,- ?
Penyelesaian:
PV = FV / [1+i]^n
PV = 80.000.000 / [1+12%]^3
PV = 80.000.000 / 1,405
PV = Rp 56.939.501,-

B. Future Value (Nilai yang akan datang)
            Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Metode prhitungan FV dapat dirumuskan seperti dibawah ini:
FV = PV [1+i]^n         
dimana:
PV = Nilai sekarang;
i = suku bunga;
n= jumlah tahun.
Contoh soal:
Seorang pengusaha membutuhkan dana untuk usaha nya di 7 tahun kedepan. Apabila dia menginvestasikan uangnya saati ini sebesar Rp.25.000.000,- berapa uang yang akan didapatkan untuk penelitiannya dengan tingkat suku bunga sebesar 15% ?
Penyelesaian:
FV = PV [1+i]^n
FV = 25.000.000 [1+10%]^7
FV = 25.000.000 [ 1.949]
FV = Rp 48.725.000,-

C. Annuity
            Annuity adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Annuity dapat dibagi menjadi dua yaitu annuity nilai sekarang dan annuity nilai masa datang.
            Anuitas nilai sekarang adalah sebagai nilai anuitas majemuk saat ini dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan sebagai jangka waktu anuitas.
PVAn = A [(S (1+i)^n ] = A [ 1 – {1/ (1+ i)^n /i } ]
            Anuitas nilai masa datang adalah sebagai nilai anuaitas majemuk masa depan dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan n sebagai jangka waktu anuitas.
FVAn = A [(1+i)^n – 1 ] / i
Dimana A merupakan pembayaran atau pembayaran setiap periode (Annuity)
Contoh soal:
Jhonny melakukan sebuah penelitian mengenai alat pendeteksi sumber minyak untuk dipakai di lautan. Alat tersebut membutuhkan dana sebesar Rp.10.000.000,- yang dapat diangsur proses pembayarannya selama 8 tahun. Dengan suku bunga 10%, berapakah jumlah uang yang harus disediakan oleh mahasiswa tersebut tiap tahunnya?

Penyelesaian:
FV = A [(1+i)^n-1] / i
A = [FV] [i] / [(1+i)^n-1]
A = [10.000.000] [10%] / [(1+10%)^8-1]
A = [1.000.000] / [1,143]
A= Rp.874.890,-

D. Bunga (Interest)
            Bunga adalah uang yang dibayarkan atau dihasilkan dari penggunaan uang. Bunga dapat dibagi menjadi dua yaitu Simple Interest dan Compound Interest.
            Simple Ineterst / SI (Bunga Sederhana) adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan hanya dari jumlah uang mula-mula atau pokok pinjaman yang dipinjamkan atau dipinjam. Dapat dituliskan:
 SI = P0(i)(n)
Contoh soal:
Seorang mahasiswa menginvestasikan uangnnya untuk keperluan kuliah selama 4 tahun. Jika ia berinvestasi sebesar Rp.500.000,- dengan suku bunga sebesar 15%, berapakah bunga yang akan didapat mahasiswa tersebut?
Penyelesaian:
SI = Po (i) (n)
SI = 500.000 (15%) (4)
SI = Rp.300.000,-

Compound Interest (Bunga Berbunga) Adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan dari bunga yang dihasilkan sebelumnya, sama seperti pokok yang dipinjam/dipinjamkan.

E. Waktu (n) dan Investasi Awal (Po)
            Istilah lainnya yaitu n menunjukan waktu dalam rumusan perhitungan present value, future value, interest, maupun annuity. Waktu ini sangat penting karena menyangkut lamanya investasi berjalan dan sebagai acuan untuk perhitungan keuntungan dari hasil investasi tersebut.
Contoh soal:
Seorang pengusaha menginvestasikan uangnya sebesar Rp.20.000.000,- jika pengusaha tersebut menginginkan agar uangnya menjadi Rp.62.116.000,- berapa lama ia harus menginvestasikan uangnya dengan mempertimbangkan suku bunga sebesar 12% ?
Penyelesaian:
Dalam hal ini kita dapat menggunakan rumus future value:
FV = PV  [1+i]^n
62.116.000 = 20.000.000 [1+12%]^n
3,1083 = [1,12]^n
n = 1,12log 3,1083
n = 10

jadi pengusaha tersebut harus menginvestasikan uangnya selama 10 tahun untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
            Istilah berikutnya adalah Po atau investasi awal. Investasi awal akan sangat menentukan hasil dari investasi yang kelak akan didapatkan. Untuk menentukan investasi awal juga perlu memperhatikan suku bunga dan lamanya waktu berinvestasi. Dalam rumus perhitungan, Po biasanya akan dihitung bersamaan untuk menentukan bunga sederhana atau Simple Interest.
Contoh soal:
Seorang Engineer mendapatkan bunga sebesar Rp.5.000.000,- dari hasil investasinya. Dengan suku bunga sebesar 12% dan waktu insesatasi selama 12 tahun, tentukanlah investasi awal yang diberikan oleh Engineer tersebut!
Penyelesaian:
SI = Po [i] [n]
5.000.000 = Po [12%] [12]
Po = 5.000.000 / 1,44
Po = Rp.3.472.222,-

Contoh Ekivalen Nilai Sekarang
PT. Telkom sedang mempertimbangkan keputusan untuk membeli alat Sistem Kontrol Telepon (kapasitas 1000 lines). Ada 3 vendor yang menawarkan alat tsb yaitu ATT, EWSD, NEAX. Jika diketahui MARR = 20%, vendor manakah yang sebaiknya dipilih? Karaketeriistik biaya alat dari ketiga Vendor tersebut adalah sebagai berikut (dalam ribuan US$):




Diketahui :
ATT : Pawal = 1.250.000 , A=40.000,F= 125.000
EWSD : Pawal = 1,1juta, A= 50.000, F= 110.000
NEAX : Pawal = 1 juta, A=60.000, F=100.000
i=20%, n = 15


Ditanyakan :
Vendor manakah yang sebaiknya dipilih?

Penyelesaian :
Vendor ATT :
PW = Pawal + A(P/A,20%,15) – F (P/F,20%,15)
PW = $1.250.000+40.000(P/A,20%,15) – 125.000(P/F,20%,15)
P = $1.250.000+40.000(5,8474)-125.000 (0,1229)
P = $1.468.534

Vendor EWSD :
PW = Pawal + A(P/A,20%,15) – F (P/F,20%,15)
PW = $1.100.000+50.000(P/A,20%,15) – 110.000 (P/F,20%,15)
P = $1.100.000+50.000(5.8474)-110.000(0,1229)
P = $1.378.581

Vendor NEAX:
PW = Pawal + A(P/A,20%,15) – F (P/F,20%,15)
PW = $1.000.000+60.000(P/A,20%,15) – 100.000 (P/F,20%,15)
P = $1.000.000+60.000(5,8474)-100.000(0,1229)
P = $1.338.554

Keputusan :
Minimize Cost -> Pilih Vendor NEAX

Referensi:



Selasa, 18 Oktober 2016

Tugas 2 Ekonomi Teknik

            
Tugas 2
Ekonomi Teknik








NAMA   : ADITYA RAMADHAN
NPM      : 10414321
KELAS  : 3IB05




TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016



Cash Flow (Arus kas)
Pengertian
               Cash flow (arus kas) adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari kegiatan operasi, kegiatan serta aktifitas perusahaan, dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Hal utama yang perlu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi  dana uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi beberapa macam yaitu:
1.      Fungsi likuiditas
Yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2.      Fungsi anti inflasi
Yaitu dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli dimasa datang dan dapat dicairkan dengan relatif cepat
3.      Capital growth
Dana yang diperuntukan untuk penambahan perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1.      Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaranuntuk kegiatan investasi misalnya: pembelian tanah, gedung biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out Flow)

2.      Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum,dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow)

3.      Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti nilai sisa modal kerja atau nilai sisa proyek lainnya yaitu penjualanperalatan proyek
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
Ada empat langkah dalam penyusunan cash flow:
1. Menentukan minimum kas
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3.  Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi defisit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga
4.  Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial dan budjet kas yang final
Cara lain dalam penyusunan cash flow adalah:
- Membuat garis horizontal menunjukkan skala waktu

- Membuat tanda panah keatas jika menyatakan pemasukan atau inflow (+).

- Membuat tanda panah kebawah jika menyatakan pengeluaran atau outflow (-).

-  P (Present) adalah nilai uang pada saat dimulai proyek (pada saat sekarang) yaitu pembayaran yang hanya berlangsung hanya sekali pada tahun ke-0.


- F (Future) adalah pembayaran pada saat periode yang akan dating yaitu pembayaran yang akan datang yaitu pembayaran yang hanya berlangsung sekali pada tahun ke –n (sembarang).

- A (Annual) adalah pembayaran seri (tabungan) yaitu pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun dalam jumlah yang sama besar dilakukan tahun pertama hingga tahun ke –n sebesar A.

- Gradien naik adalah pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik yang sama secara seragam.

- Gradien turun pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik yang menurun secara seragam.


Cash flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri dari:

1. Cash In Flow
Pada bagian ini mengidentifikasikan sumber-sumber dana yang akan diterima, jumlah dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa penjualan tunai, pejualan kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini terdiri dari dua sifat yaitu; kontinyu dan intermitan. Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:
A. Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
B. Penagihan piutang dari penjualan kredit.
C. Penjualan aktiva tetap yang ada.
D. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
E. Pinjaman/hutang dari pihak lain.
F. Penerimaan sewa dan pendapatan lain.

2. Cash Out Flow
Pada bagian ini berhubugan dengan mengidentifikasikan semua kas yang sudah diantisipasi, antara lain pembelian barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan pengeluaran lainnya. Cash out flow mempunyai dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan intermitan. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari
a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
c. Pembelian aktiva tetap.
d. Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
f. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.

3. Financing (pembiayaan)
Pada bagian ini menunjukkan besarnya net cash flow dan besarnya kebutuhan dana jika terjadi defisit.
Cara menghitung cash flow:
Langkah pertama –> membuat grafik cash flow
Langkah kedua –> mencari faktor pengali bunga
Langkah ketiga –> lakukan perhitungan

Contoh : Tabel dan Diagram Cash Flow

Pencatatan Aliran Kas Operasional Bulanan PT Pindad Sejahtera
Bulan Desember Tahun 2015
Tgl
Perkiraan OCIF
Nilai (Rp)
Perkiraan OCOF
Nilai (Rp)
1
Penerimaan Operasi
10.000.000


2


Biaya Operasi
700.000
3


Biaya Produksi
3.000.000
4
Penerimaan Operasi
5.000.000


5


Biaya Operasi
800.000
6
Penerimaan Operasi
8.000.000


Dst




25
Penerimaan Operasi
6.000.000
Biaya Operasi
400.000
26


Biaya Produksi
4.000.000
27
Penerimaan Operasi
4.000.000


28


Biaya Operasi
500.000
29


Biaya Produksi
2.000.000
30


Biaya Operasi
600.000

SALDO KURANG
-
SALDO LEBIH
21.000.000

JUMLAH
33.000.000
JUMLAH
33.000.000
Catatan:
- Saldo Lebih hanya diisi apabila Total OCIF lebih besar daripada Total OCOF
- Saldo Kurang hanya diisi apabila Total OCIF lebih kecil daripada Total OCOF
- Laporan di tulis setiap satu bulan sekali.
- Apabila tidak terjadi transaksi pada tanggal tertentu, perkiraan dikosongkan.


Diagram Cash Flow dari data diatas

Referensi: