Pages

Selasa, 08 November 2016

Tugas 4 Ekonomi Teknik

Penjelasan dan Contoh Kasus
NPV  (NET PRESENT VALUE) 
&
 IRR (INTERNAL RATE OF RETURN)

NPV dan IRR sudah terkenal sebagai dua metode untuk menilai usul investasi. Yang sedikit belum terkenal keduanya sama-sama termasuk kelompok discounted cash flow penganut nilai waktu dan proceeds selama total usia proyek. Berdasarkan kesamaan demikian, NPV-IRR akan memberikan keputusan yang sama dalam menilai usul investasi. Andaikan berbasis NPV usul investasi layak diterima maka demikian pula IRR, IRR akan memberikan keputusan yang sama. Tetapi sebenarnya telah terbukti terkandung sebuah pengecualian. Pengecualian yang dimaksudkan tidak lain jika berkaitan dengan menilai salah satu dari dua atau lebih usul investasi bersifat mutually exclusive. Untuk kondisi seperti begitu NPV, IRR dapat bertolak belakang memberikan jawaban secara khusus sering terjadi pada susunan peringkat usul investasi. Hal tersebut, dikarenakan perbedaan asumsi yang melekat terkait tingkat reinvestasi dana bebas. IRR berasumsi dana bebas diinvestasikan kembali dengan tingkat rate of returnnya selama periode sisa usia. Sebaliknya NPV berpegang konsisten besarnya tingkat reinvestasi adalah tetap sebesar tingkat diskonto yang ditetapkan sebelumnya. NPV pada umumnya dipandang unggul ketimbang IRR. Mengapa demikian? NPV konsisten, NPV mempertimbangkan perbedaan skala investasi dari pernyataan secara absolut dalam rupiah tidak seperti IRR yang memiliki pernyataan berbentuk persentase sehingga skala investasi terabaikan.
Perbedaan metode NPV dan IRR
1. Fokus NPV adalah berapa tambahan nilai proyek pada nilai perusahaan dengan asumsi semua arus kas dapat direalisir. Fokus IRR memberikan indikasi tingkat hasil pengembalian proyek jika sesuai dengan yang diharapkan.
2. Jika kedua metode digunakan untuk menilai satu proyek maka kedua metode ini selalu memberikan kesimpulan yang sama karena NPV positif dari suatu proyek akan memberikan IRR yang lebih besar dari biaya modal.
3. Jika proyek yang dinilai bersifat eksklusif (mutually exclusive) kedua metode NPV dan IRR dapat menghasilkan penilaian (kesimpulan) yang berbeda. Konflik antara kedua metode NPV dan IRR terjadi karena profil NPV dari proyek berbeda, misalnya biaya investasi berbeda dan umum proyek lebih panjang dari yang lain.
Metode NPV lebih baik secara teoritis jika dibandingkan dengan metode IRR, tetapi Metode NPV lebih baik secara toeritis jika dibandingkan dengan metode IRR jika dalam kenyataan lebih banyak perusahaan menggunakan metode IRR dibandingkan dengan metode NPV. Hal ini disebabkan bahwa metode IRR dikembangkan lebih dahulu dari metode NPV dan metode IRR sudah lama digunakan.

Contoh Kasus Net Present Value (NPV)
Manajer keuangan PT. Pindad Sejahtera sedang melakukan analisa pada tiga usulan proyek/investasi yang bersifat mutually exclusive. Kebutuhan dana untuk investasi tersebut diperkirakan sebesar Rp.12.000,- dari masing – masing investasi, dan biaya modal (cost of capital) yang ditetapkan adalah 2%. Tentukan proyek atau investasi yang paling feasible dari data proyek (dalam rupiah) sebagai berikut :
a. NPV A = [10.000 / (1+2%)1]  + [21.000 / (1+2%)2] - 12.000 
= 9.803,9 + 20.184,5 – 12.00
= 17.988,4
b. NPV B = [15.000 / (1+2%)1] + [22.500 (1+2%)2]  - 12.000
= 14.705,9 + 21.626,3 – 12.000
= 24.332,2


c. NPV C = [12.000 / (1+2%)1] + [19.500(1+2%)2] - 12.000
= 11.764,7 + 18.742,8 – 12.000
= 18.507,2
Maka proyek yang paling layak (feasible) untuk dikerjakan adalah proyek B. Dengan alasan NPV yang diperoleh jauh lebih besar keuntungan akhirnya dibandingkan dengan proyek A dan C.

Contoh Kasus IRR (INTERNAL RATE OF RETURN)
Contoh Perhitungan IRR Dengan Metode Interpolasi
Sebuah perusahaan dengan rate of return yang dikehendaki sebesar 10%, mempertimbangkan 3 proposal investasi. Manajemen merancang perhitungan internal rate of return (IRR) untuk tiap projek kemudian menentukan projek mana yang dapat diterima. Diberikan informasi sebagaimana pada tabel di bawah ini:



- Perhitungan IRR Untuk Project A
Karena projek A adalah suatu anuitas, kita dapat dengan mudah menghitung IRR-nya dengan menemukan nilai dari PVIFAi,4 tahun yang diperlukan untuk menyamakan nilai sekarang (present value/PV) dari arus kas bebas masa depan (future cash flow) terhadap pengeluaran awal (initial outlay). Perhitungannya dilakukan sebagai berikut:


Kita mencari PVIFA(i,4) tahun untuk nilai 2.974, pada baris tahun ke-4 pada tabel PVIFA (lampiran I), sehingga ditemukan pada kolom dengan nilai i = 13%. Artinya, nilai 13% merupakan nilai IRR untuk projek A. Karena 13% lebih besar dari rate of return yang dikehendaki oleh perusahaan yaitu 10%, maka projek A dapat diterima.

- Perhitungan IRR Untuk Project B
Projek B terdiri atas sebuah future free cash flow yaitu $13,605, karena initial outlay sebesar $10,000, artinya nilai IRR dapat dihitung langsung dari tabel present value, sebagai berikut:


Selanjutnya kita melihar PVIF(i,4) tahun untuk nilai .735, pada baris tahun ke-4 pada tabel PVIF (lampiran II), sehingga ditemukan pada kolom dengan nilai i = 8%. Kemudian kita simpulkan bahwa IRR untuk projek B sebesar 8%. Karena 8% kurang dari rate of return yang dikehendaki oleh perusahaan yaitu 10%, maka projek B dapat ditolak.

- Perhitungan IRR Untuk Project C
Sifat yang tidak rata dari arus kas bebas masa depan dapat dikaitkan dengan kasus pada Projek C, yang mengharuskan penggunaan metode trial-and-error. Persamaan IRR untuk projek C sebagai berikut:



Perhitungan IRR untuk projek C sebagai berikut:




Nilai aktual dapat lebih tepat didekati melalui interpolasi sebagai berikut:




Dari perhitungan di atas diperoleh nilai IRR untuk projek C adalah 19%. Karena 19% lebih besar dari rate of return yang dikehendaki oleh perusahaan yaitu 10%, maka projek A dapat diterima.

Referensi:






Tidak ada komentar:

Posting Komentar