Pages

Selasa, 11 April 2017

Penguat Video

PENGUAT VIDEO

Penguat IF
Penguat IF digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok detektor. IF merupakan hasil dari pencampuran getaran/sinyal antara RF dengan Osilator Lokal.
Fungsi bagian penguat Video IF.
Penguat Video IF merupakan sebuah Band Pass Amplifier yang berfungsi untuk mempekuat frekwensi menengah atau IF (Intermediate Frequency) sinyal pembawa gambar yang berasal dari keluaran Tuner agar levelnya mencukupi untuk dideteksi oleh bagian video detektor. Untuk sistim PAL BG seperti di Indonesia spektrum frekwensi penguat video IF menggunakan center pada frekwensi 38.9Mhz untuk IF sinyal pembawa gambar (video carrier) dan 33.4Mhz untuk sinyal IF pembawa suara (sound carrier).
Tingkat penguat IF gambar terdiri dari tiga hingga empat tingkat penguat transistor dan mempunyai penguatan atau gain sekitar 1000, tegangan AGC/pengatur penguatan otomatis diberikan pada penguat IF itu, sama halnya
seperti yang diberikan pada penguat AF di rangkaian penala, sehingga output pada tegangan IF itu selalu konstan walaupun tegangan inputnya selalu berubah-ubah.
Dalam penguat IF gambar, untuk mencegah sinyal-sinyal pengganggu yang tidak diperlukan, dipergunakan dua buah penjebak (trap), yaitu penjebak pembawa suara kanal rendah yang berdekatan, dan perangkap pembawa gambarkanal tinggi yang berdekatan, dan juga pelayangan (beat) antar pembawa-pembawa itu, dihilangkan.
Untuk menghilangkan interferensi pelayangan pembawa suara, maka pembawa suara diredam sekitar 54 dB dalam penguat IF gambar dan pula dalam detector video berikutnya.
Rangkaian Sinkronisasi
Video yang sudah dikuatkan pada rangkaian tersebut akan masuk pada rangkaian Sinkronisasi, agar gambar dapat terlihat dengan baik pada tabung gambar. Kerusakan pada Rangkaian Sinkronisasi ini akan mengakibatkan "Gambar akan lari ke atas / bawah atau ke samping kiri / kanan" tanpa henti. Rangkaian sebelum rangkaian Sinkronisasi ini adalah osilator Vertikal (untuk membangkitkan pulse Vertikal pada Layar/Tabung Gambar) dan osilator Horizontal (untuk membangkitkan pulse Horizontal) kemudian dikuatkan oleh "Driver Horizontal" dan dikuatkan lagi hingga ribuan kali oleh: "Transistor Horizontal Output" yang berguna untuk membangkitkan tegangan tinggi pada Flyback sehingga dapat menyalakan Tabung gambar/layar pada Televisi. Rangkaian Sinkronisasi akan memegang antara kedua Pulse Vertikal dan Horizontal ini agar gambar dapat muncul tegak pada layar televisi.
Bagian penguat Video IF sangat penting karena menentukan kualitas-kualitas  seperti :
-          Sensitivitas penerimaan atau kemampuan menerima sinyal dari antena yang lemah tetapi tetap dapat memberikan kualitas gambar yang bersih dari noise.
-          Selektivitas penerimaan atau kemampuan untuk memisahkan gangguan dari chanel yang berdekatan
-          Kualitas gambar atau kemampuan untuk memberikan detail (resolusi) gambar yang tajam.

Lumina dan Kroma
Sinyal lumina berisi semua informasi monokrom menentukan bandwidth sistem gambar AM.
• Sinyal lumina = informasi foto
= Kecerahan + rincian gambar.
• Sinyal krominans = informasi warna
≠ luminans.
• Sinyal letusan warna 4.43MHz adalah sebagian dari pada sinyal kroma, untuk mengaktifkan bagian kroma ketika gambar warna dipancarkan

SAW filter (Surface Acoustic Wave)
Merupakan “filter band pass” yang hanya akan melewatkan frekwensi pembawa gambar dengan center frekwensi 38.9Mhz dan sinyal pembawa suara dengan center frekwensi 33.4Mhz. Atau secara keseluruhan SAW fiter mempunyai “frekwensi respons” (melewatkan hanya frekwensi) mulai dari 33.15 hingga 40.15Mhz.

IF Pre amplifier
Pemakaian SAW filter menyebabkan terjadi kerugian level sinyal video IF atau istilah teknisnya “insertion loss”.  Sebuah penguat Pre-amp  yang menggunakan sebuah transistor digunakan untuk meg-“kompensasi” akibat  kerugian ini.

AGC (Automatic Gain Control)
Sinyal gambar dimodulasikan menggunakan sistim AM (amplitudo modulasi). Oleh karena itu cacat amplitudo akan dapat menyebabkan gambar rusak. Penguat video IF dirancang agar keluaran dari sirkit video detektor adalah konstant sebesar 2vpp. Padahal kekuatan sinyal RF input yang diterima oleh antena berbeda-beda pada setiap stasiun pemancar.  Jika sinyal RF yang diterima antena terlalu kuat, maka dapat mnyebabkan sinyal keluaran melebihi 2v pp, dan hal ini dapat menyebabkan sinkronisasi sinyal gambar cacat atau hilang sama sekali karena terpotong (clipped). Untuk mencegah hal ini terjadi maka digunakan sirkit AGC, yang fungsinya adalah  untuk “mengurangi faktor penguatan” bagian penguat video IF jika sinyal RF yang diterima terlalu kuat, dengan tujuan untuk menjaga agar level keluaran sinyal video tetap terjaga konstan pada level 2v pp. AGC bekerja dengan sistim loop umpan balik tertutup, kuat lemahnya sinyal keluaran dari sirkit video detektor digunakan sebagai umpan balik untuk pengendalian faktor penguatan pada bagian IF amplifier dan Tuner.
Ada 2 macam sirkit AGC yang bekerja pada bgaian video IF :
-          -  IF AGC – Merupakan sirkit internal didalam ic video IF yang berfungsi untuk mengurangi faktor penguatan bagian sirkit penguat video IF.
-          -  RF AGC – Merupakan sirkit yang bekerja eksternal.  Jika penguatan bagian penguat video IF sudah minimal tetapi sinyal yang diterima masih terlalu kuat, maka akan bekerja eksternal AGC yang akan mengurangi faktor penguatan bagian penerima Tuner

Ada beberapa tipe sirkit AGC
- Average AGC (AGC rata-rata) – AGC diatur oleh level tegangan rata-rata sinyal video. Hasilnya kurang bagus, sebab dipengaruhi oleh besar kecilnya level sinyal video, padahal kuatnya sinyal RF antena tetap.
- Delayed AGC – atau AGC yang ditunda. Artinya jika sinyal yang diterima masih lemah tidak terlalu kuat maka AGC belum akan aktip bekerja. AGC baru akan mulai bekerja jika sinyal yang diterima antena sudah melebihi level yang ditentukan.

PLL atau VCO video detektor
Istilah lainnya yang kadang digunakan untuk sirkit  ini adalah Video demodulator, Low level detector.  Tv jaman kuno detektor menggunakan diode germanium yang bekerja seperti prinsip diode penyearah. detektor semacam ini mempunyai kelemahan dimana informasi gambar akan kehilngan detail pada sinyal gambar yang levelnya kecil. Sehingga saat ini video detektor menggunakan sirkit low level detektor. Sistim kerjanya secara detail bermacam-macam tergantung dari desain pabrikan ic tersebut.
Salah satunya adalah seperi contoh dibawah ini.
Adalah VCO (voltage control osilator) merupakan pembangkit frekwensi tinggi dimana frekuensinya dapat dikendalikan secara otomatis dengan sirkit PLL (Phase Lock Loop) agar  frekuensi dan phasanya selalu tepat  dengan frekwensi sinyal pembawa IF 38.9Mhz. Sinyal ini digunakan untuk mendeteksi atau “menyaring”  sinyal gambar dari sinyal pembawanya (atau memisahkan sinyal video dari sinyal pembawa gambar 38.9Mhz).
Pada sirkit video IF model lama masih membutuhkan eksternal coil yang perlu diajust tepat pada frekwensi 38.9Mhz. Tetapi perkembangan selanjutnya pada model-model baru tidak lagi digunakan eksternal coil ini, dan adjustmen dapat dilakukan oleh mikroprosesor melalui komunikasi data IC2CBus (SDA/SDL).
Ada 2 macam sinyal keluaran dari sirkit video detektor, yaitu
-           Sinyal gambar atau CVBS yang akan diproses oleh bagian video prosesor untuk mendapatkan kembali sinyal RGB setelah melalui sirkit “sound trap 5.5Mhz” untuk mencegah agar sinyal suara FM 5.5 tidak ikut masuk.
-          Sinyal pembawa suara FM 5.5 Mhz yang akan diproses oleh bagian FM audio prosesor untuk mendapakan sinyal suara (audio) setelah melalui BPF (band pass filter) 5.5Mhz



Noise Inverter
Sirkit noise inverter dipasang sesudah sirkit video detektor.  Digunakan untuk menghilangkan gangguan noise frekuensi tinggi. yang ada pada sinyal gambar (video).
Ada 2 macam gangguan frekwensi tinggi, yaitu
-          Black noise – yaitu gangguan noise yang berupa garis-garis pendek berwarna hitam.
-          White noise – yaitu gangguan noise yang berupa garis-garis pendek berwarna putih.
Dinamakan noise inverter, karena pada sirkit ini untuk menghilangkan noise digunakan sebuah sirkit inverter. Suatu sirkit filter frekwensi tinggi digunakan untuk menyaring agar hanya frekwensi tinggi yang berisi noise saja yang dapat lewat. Kemudian frekwensi tinggi ini phasanya dibalik 180 derajat. Sinyal frekwensi tinggi yang phasanya dibalik ini kemudian dicampur (mixing) dengan sinyal video yang masih mengandung noise. Hasilnya sinyal frekwensi tinggi yang phasenya dibalik akan saling menghilangkan dengan noise frekwensi tinggi yang dibawa sinyal video, karena phasenya berlawanan.  Maka keluaran dari noise inverter akan merupakan sinyal video yang bebas dari noise.


Video Indentifikasi (ID)
Istilah lainnya adalah SD (Sync Detect) atau HS (Hor Sync). Merupakan sirkit yang akan meng-output-kan tegangan pulsa dc jika bagian penguat video IF menerima siaran tv. Sinyal ini sebenarnya merupakan sinyal “sinkronisasi horisontal”.
Sinyal ini digunakan untuk membedakan antara sinyal tv dari gangguan sinyal lainnya yang mungkin diterima antena,  misalnya harmonic dari siaran amatir dan berfungsi untuk :
-           Sebagai refernsi sinyal stop pada saat manual/auto search dengan sinyal tegangan AFT. Pada saat manual/auto search pin-video indentifikasi akan berubah sesaat dari nol menjadi “high” ketika pas terima siaran.
-           Sebagi kontrol sinyal video-mute (blue back). Jika tidak terima siaran maka pin-video indentifikasi tegangannya nol. Tegangan ini diiputlan ke mikrokontrol dan selanjutnya mikrokontrol akan melakukan audio/video muting.
Sirkit video IF model lama belum menggunakan sirkit semacam ini, karena model lama belum mempunyai fasilitas manual/auto search.
Contoh pin-keluar sinyal video indentifiction
 -  TA8690   –  pin-21
 -  LA76810A – pin-22
 -  TDA8361/62 –  pin-14
 -  TB1238  – pin-31

 -  Pada ic model baru video indentifikasi menggunakan komunikasi lewat IC2Bus (SDA/SCL).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar